Friday, November 4, 2011

Essay Mengenai Perilaku Beragama, Kekerasan Beragama, dan Perdamaian Agama

 Source (https://www.eventbrite.com)

Menurut Koentjaraningrat, agama atau yang lebih netral beliau sebut sebagai religi (karena istilah ‘agama’ menurut beliau lebih khusus menunjuk kepada agama-agama yang diakui oleh pemerintah RI dipertentangkan dengan istilah ‘religi’ yang dapat mengacu kepada semua sistem keagamaan secara luas) seperti yang dijelaskan oleh E. Durkheim dalam bukunya Les Formes Elementaires de la Vie Religieuse, religi merupakan gejala kebudayaan yang digetarkan oleh Emosi Keagamaan.

Emosi Keagamaan merupakan proses psikologis dan fisiologis yang terjadi ketika manusia merasakan “bertemu dengan Yang Suci” (meminjam istilah R. Otto, F. Heiler, G. Mensching). Sependapat dengan E. Durkheim mengenai empat komponen religi, Hans Kung menyebutkan bahwa religi merupakan sebuah lived life atau kehidupan yang dijalani sehingga religi bukan sekedar persoalan teoritis, sekedar persoalan masa lalu dan persoalan para peneliti arsip teks-teks suci sehingga, apa yang digambarkan oleh Koentjaraningrat mengenai interaksi dinamis antara keempat komponen suatu sistem religi merupakan religi yang dialami oleh setiap orang sebagai sesuatu yang kontemporer, berdenyut disetiap nadi eksistensi mereka sehari-hari.