Sunday, October 16, 2011

Tuhan Tanpa Nama dalam Agama Buddha Bagian 5 (Habis)

Source (http://www.fwbo-news.org)

Diterjemahkan oleh: Illuminatoz

Pertanyaan lebih jauh kini muncul berkenaan dengan yang Absolut, yang mana merupakan Ketiadaan Absolut namun bukan semata-mata tidak ada. Memang, pemahaman Kristen mengenai Sang Absolut bukanlah dalam berbagai “bentuk keberadaan” (existent), bukan pula sebagai “bentuk keberadaan yang tertinggi” (supreme existent). 

Jika demikian, mengapa kita tidak diijinkan untuk mengatakan bahwa Sang Absolut adalah Keberadaan Absolut (Absolute Being) atau Keberadaan itu sendiri? Dengan cara ini, kita tentunya tidak – sebagaimana yang dipikirkan oleh Nagarjuna – memberikan attribut kepada Absolut sifat yang datang menjadi dan berlalu, namun sebagai keberadaan yang murni, stabil, dan abadi. Penganut Buddha Jepang Masao Abe, dalam semangat Nishida, bersikeras, dihadapan Tillich, bahwa Tuhan harus dilihat bukan hanya melampaui esensi dan yang ada, personal dan impersonal, melainkan juga sebagai yang melampaui keberadaan dan bukan keberadaan. 


Disini, bagaimanapun juga terletak perbedaan yang hakiki. Apakah yang ada melampaui keberadaan dan bukan keberadaan? Yang ada melampaui ini, sebagai alternatif terakhir, secara literal adalah...tidak ada apa-apa. Melampaui keberadaan yang ada hanyalah bukan keberadaan; melampaui bukan keberadaan yang ada hanyalah keberadaan. 

Dan Abe juga berkata bahwa Ketiadaan Absolut (nirwana sebagai mu yang absolut) merupakan peniadaan/negasi yang absolut, - yaitu, “peniadaan dari peniadaan/ negasi dari negasi” – dan oleh karena itu merupakan “penegasan yang absolut” (menurut Hegel, yang darinya istilah ini diambil, negasi dari negasi bahkan merupakan daya kehidupan). Pertanyaan muncul seperti kepada penegasan absolut, mengapa harus digambarkan sebagai “ketiadaan” jika, sekali lagi, penegasan absolut bukan semata-mata tidak ada? Dengan segala hormat bagi pemahaman Buddhisme dan teologi negatif, tidakkah dapat mengurangi kesimpangsiuran jika dikatakan bahwa Sang Absolut (pada akhirnya) adalah juga Keberadaan Absolut atau Keberadaan itu sendiri? 

Bukankah hanya karena tradisilah para penganut Buddha dikondisikan untuk berpegang teguh pada istilah yang negatif sama sekali, walaupun nirwana dan yang Absolut dalam waktu yang lama tidak selalu dimengerti dalam istilah yang semula pemusnahan/pemadaman secara negatif, melainkan dalam pengertian yang paling positif: sebagai kebenaran sejati dan realitas tertinggi, kebaikan dan pemenuhan tertinggi hidup kita? ---bersambung...
 
*** 

Kung, Hans. “Does God Exist, An Answer for Today”. 1980. Doubleday and Company, Inc. Garden City, New York. Section G.I: The God of the non-Christian religions. Page: 594 - 600

Perhatian:

(Hak cipta terjemahan menjadi hak milik Illuminatoz, setiap pemanfaatan terjemahan baik sebagian maupun seluruhnya wajib menyertakan nama “Illuminatoz” dan link URL ke blog illuminatoz, http://workofmydarknezz.blogspot.com demikian pula sumber rujukan kepada Buku Prof. Hans Kung wajib disertakan, Terima kasih sudah menghargai hak cipta)

No comments:

Post a Comment